Oknum Pensiunan Tentara Aniaya Warga Dengan Pistol Bebas Berkeliaran, Polsek Medan Tembung Diduga Tutup Mata

Editor: Redaksi1 author photo
MEDAN - Nurmalia (60) warga Jalan Pusaka XVIII, Percut Seituan yang menjadi korban penganiayaan oleh oknum pensiunan tentara, LS bersama istri, DW dan anak-anaknya, menangis menyayat hati. Pasalnya, hampir 1 tahun laporan pengaduannya di Polsek Medan Tembung Jalan Ditempat. 

Mirisnya lagi, akibat peganiayaan dengan menggunakan helm dan pistol oleh oknum pensiunan tentara tersebut, Ardiansyah, putranya meninggal dunia. Namun, hingga kini, para pelaku bapak-anak yang berjumlah enam orang masih bebas berkeliaran, tanpa adanya proses hukum.  

Nurmalia, dengan suara bergetar menahan emosi, menceritakan kronologi kejadian mengerikan tersebut. Ia dan kedua anaknya menjadi sasaran amuk para pelaku. 

"Pertama saya dipukul, lalu anak saya dipukul dengan helm, saya dijambak-jambak dan terus dipijak-pijak orang itu. Pelaku ada 6 orang. Lantas saya dipukul lagi dengan pistol, anak saya juga dipukul dengan pistol. Ini anak saya diancam, mau kutembak kau kata pelaku," ujarnya dengan mata berkaca-kaca. 

Nurmalia menambahkan, putranya. Ardiansyah meninggal dunia setelah kepalanya dipukul dengan menggunakan helm. 

"Harapan saya minta keadilan, satu lagi anak saya yang dipukul dengan Helm, Ardiansyah meninggal dunia," bebernya. 

Lebih menyayat hati lagi, Nurmalia mengungkapkan bahwa setelah kejadian tersebut, keluarganya terus menerus menerima perlakuan yang merendahkan dan menghina dari para pelaku.  

"Mereka menghina kami, mengatakan kami jorok, asal lewat menghina mengatakan masuk virus lah, masuk kumanlah, mampus anaknya matilah, ah itulah makanya menghina kali. Dikatakan jorok tapi kenapa makanan saya pun dimakan, tapi selalu bilang jorok-jorok," ungkap Nurmalia dengan nada getir.

Nurmalia menduga dikarenakan ia orang miskin sehingga pihak Kepolisian khususnya Polsek Medan Tembung tidak memproses laporan pengaduannya. 

"Apa karena saya tak ada uang makanya tidak naik-naik, susah ya karena saya orang miskin? Dia (pelaku) ada pangkat, saya rakyat jelata? Jadi seolah-olah saya dianggap kecil. Itu semuanya berkas (laporannya) disimpan, tidak dinaikkan? Tidak diadili? Kami yang miskin ini? Kami minta keadilan, seadil-adilnya. Harapan kita, dia (pelaku) cepat-cepat ditangkap. Itu saja," harapnya mengakhiri. 

Ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kanit Reskrim Polsek Medan Tembung, Iptu Parulian Sitanggang mengatakan akan mengecek laporan tersebut. 

"Kita cek ke penyidik," ujarnya singkat. (Rom)
Share:
Komentar

Berita Terkini