Kemendikbudristek Siapkan Kurikulum Prototipe Kurangi Kesenjangan Kualitas Sekolah

Editor: Hetty author photo
Gambar ilustrasi.

Medan - Kurikulum prototipe yang saat ini dipersiapkan oleh Kementerian Pendidikan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbud) dilakukan dalam rangka mengurangi kesenjangan kualitas sekolah.

Kurikulum tersebut merupakan kurikulum lanjutan masa khusus pandemi COVID-19 dan menjadi pengganti kurikulum 2013 yang sudah lama.

Kepala Badan Standar Kurikulum Asesmen dan Perbukuan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menjelaskan salah satu tujuan dari merdeka belajar berbagai program yang dirancang saat ini untuk mengurangi kesenjangan, kualitas antar sekolah terutama antar kelompok ekonomi.

"Jadi kita betul-betul serius ini betul betul kita anggap sebagai sesuatu yang harus menjadi prioritas. Justru kurikulum prototipe yang kita rancang nantinya akan bisa mengurangi kesenjangan," katanya saat sosialisasi kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran di gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidik (LMPM) di Medan, Jumat (14/1).

Hadir dalam kesempatan itu Sekretaris BSKAP Suhadi ; anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan ; Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaifuddin serta Kepala LPMP Sumut Afrizal.

Anindito menambahkan penerapan kurikulum prototipe dilakukan bervariasi sesuai tingkatan. Menurut dia, kesenjangan antar sekolah itu akan hilang dengan program sama rata.

"Penyeragaman program intervensi itu tidak akan menghilangkan kesenjangan. Justru yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan adalah intervensi yang asimetrik, justru intevensi yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan sebuah sekolah dan daerah," tuturnya.

Kurikulum prototipe ini, menurut dia, diterapkan dengan canggih apabila sekolah siap dan guru mampu melakukan adaptasi.

"Jadi mereka sudah terbiasa melihat, kalau sudah terbiasa maka akan sangat mudah diterapkan, karena kurikulim prototipe ini memberi kebebasan pada sekolah untuk merancang kurikulum secara inovatif," bilangnya.

"Tapi untuk sekolah-sekolah yang belum sampai level itu, guru-gurunya belum pernah melakukan adaptasi terhadap materi dari pusat, belum pernah melakukan inovasi yang kreatif itu mereka boleh menggunakan protipe ini secara sederhana dulu," sambungnya.



Sumber : Antara
Share:
Komentar

Berita Terkini