Oknum Polisi Polsek Tanjung Morawa Tega Jambak dan Aniaya Istri, Diduga Kesal Kepergok Berselingkuh

Editor: Redaksi1 author photo
MEDAN - Skandal memalukan kembali mencoreng citra kepolisian, APS, seorang oknum polisi yang bertugas di Polsek Tanjung Morawa, dilaporkan atas dugaan penganiayaan terhadap istrinya, VZ (31), seorang Ibu Bhayangkari. 

Ironisnya, tindakan brutal ini dilakukan saat VZ memergoki sang suami diduga tengah bersama selingkuhannya di sebuah klinik di Jalan Batangkuis. Saat dilokasi, terlapor tega menjambak dan menganiaya istrinya. 

Aulia Firdaus, SH. CTA, kuasa hukum VZ mengatakan bahwa kedatangannya ke SPKT Polda Sumut untuk mengadukan terkait dugaan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga, dimana yang dilaporkan merupakan anggota kepolisian aktif yang bertugas di Polsek Tanjung Morawa berinisial Brigadir APS. 

"Kekerasan ini terjadi itu dimulai sekitar tahun 2024. Nah yang terakhir terjadi yang kita laporkan ini, terjadi 3 hari lalu, yang terjadi di Jalan Dalu 10, dimana diketahuinya terlapor ini diduga sedang bersama Wanita Idaman Lain (WIL)," ujarnya, Selasa (11/11/2025). 

Aulia menjelaskan bahwa saat memergoki suaminya, sempat terjadi cekcok mulut hingga terjadinya penganiayaan. Adapun alasan kedatangan kliennya ke lokasi adalah untuk mengetahui suaminya bersama siapa. 

"Namun begitu mau masuk ke dalam klinik malah diusir, diusir secara paksa dan disitu juga terjadi penganiayaan. Jadi untuk detailnya pada saat itu apakah sedang bersama WIL atau tidak memang belum diketahui," katanya. 

Lalu, Aulia menjelaskan bahwa sekitar bulan Juli atau bulan Agustus juga telah terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh terlapor sehingga mengakibatkan luka-luka yang cukup serius seperti luka robek bawah pelipis mata akibat pemukulan. 

"Kemudian lebam-lebam di beberapa bagian tubuh. Harapannya, kita berharap hak- hak daripada klient kita itu terlindungi, hak seorang istri yang yang harusnya mendapatkan kasih sayang oleh suaminya malah justru mendapatkan perilaku yang tidak baik. Jadi untuk itu kita membuat laporan ini," harapnya. 

Dilokasi yang sama, VZ mengungkapkan bahwa kasus ini bermula dari kecurigaannya terhadap gelagat mencurigakan suaminya. Pada Sabtu, 8 November 2025, ia menghubungi APS dan menanyakan keberadaannya. APS berbohong dengan mengatakan sedang berada di kantor dan menolak panggilan video call. Kecurigaan VZ semakin menjadi-jadi saat mendengar suara aneh dari seberang telepon.
 
Dengan bantuan pihak lain, VZ berhasil melacak posisi suaminya melalui aplikasi pelacak. Betapa terkejutnya ia saat mengetahui APS berada di sebuah klinik di Jalan Batangkuis, bukan di kantor tempatnya seharusnya bertugas.
 
"Saya telepon lagi suami saya, tanya lagi beli nasi. Padahal saya lagi di posisi di samping parkiran mobil dia," ujar VZ dengan nada geram.
 
Saat VZ hendak masuk ke klinik untuk membuktikan kecurigaannya, ia dihalangi oleh seorang perawat atau dokter. Belum sempat melihat siapa yang ada di dalam, APS dengan beringas menarik dan menjambak rambutnya, menyeretnya keluar sambil berteriak, "Kamu jangan buat malu saya!"
 
Menurut pengakuan VZ, kekerasan yang dilakukan APS sudah berlangsung sejak tahun 2024. Bahkan, pada bulan Juli atau Agustus lalu, VZ mengalami luka serius di bawah pelipis mata akibat pukulan suaminya.

"Perubahan suami saya semenjak kenal dengan perempuan ini, dari tahun lalu, sesudah Lebaran. Dia (APS) juga pernah memukul pelipis saya hingga koyak. Saat itu saya sudah tidak sanggup lagi bawa diri sendiri ke klinik, waktu itu saya bawa anak naik grab untuk ngerawat diri sendiri," katanya sambil meneteskan air mata. (Rom)
Share:
Komentar

Berita Terkini