Perbaikan Fasum dan Gedung DPRD yang Rusak Akibat Demo Telan Biaya Hampir Rp900 Miliar

Editor: Redaksi1 author photo

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengalokasikan anggaran sebesar Rp900 miliar untuk memperbaiki fasilitas umum (fasum), gedung pemerintahan, dan DPRD yang mengalami kerusakan akibat aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.
 
Menteri PU, Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa perbaikan akan menggunakan dana darurat yang memang disiapkan untuk perbaikan infrastruktur di seluruh Indonesia. "Total biaya perbaikan di seluruh Indonesia yang kami hitung mencapai hampir Rp900 miliar, tepatnya Rp800 sekian miliar. Ini mencakup kerusakan ringan, sedang, hingga berat," ujar Dody saat ditemui di Gerbang Tol (GT) Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Selasa (2/9).
 
Kementerian PU telah menetapkan target waktu penyelesaian proyek perbaikan untuk setiap fasilitas yang terdampak. Dody menyampaikan bahwa lama pengerjaan akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan masing-masing fasilitas. Ia memperkirakan, untuk kerusakan berat, pengerjaan dapat memakan waktu hingga enam bulan, sementara untuk kerusakan sedang, target waktu pengerjaan adalah tiga hingga empat bulan. "Untuk kerusakan ringan, kami menargetkan selesai dalam waktu kurang dari satu minggu. Misalnya, hanya kaca-kaca yang pecah, itu maksimal tujuh hari," jelasnya.
 
Secara terpisah, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menganggarkan sekitar Rp80 miliar untuk memperbaiki gerbang tol (GT) yang rusak akibat kerusuhan. Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwanto, mengatakan bahwa saat ini tujuh gerbang tol yang rusak sedang dalam proses perbaikan dan menargetkan seluruhnya dapat beroperasi normal pada 10 September mendatang. "Ada tujuh gerbang tol yang diperbaiki dengan total anggaran sekitar Rp80 miliar," ungkap Rivan di GT Pejompongan, Jakarta Pusat.
 
Rivan merinci tujuh gerbang tol yang mengalami kerusakan, yaitu GT Senayan arah Grogol, GT Semanggi 1, GT Semanggi 2 arah Cawang, GT Pejompongan, GT Slipi 1, GT Slipi 2, dan GT Kuningan 1. Perbaikan fisik untuk gerbang-gerbang tol yang mengalami kerusakan berat diperkirakan akan memakan waktu paling lama sekitar enam bulan hingga rampung sepenuhnya. "Sambil menunggu perbaikan selesai, kami tetap melayani transaksi secara manual dengan mobile rider (MR), sehingga masyarakat tetap dapat bertransaksi di seluruh gerbang tol," jelasnya.
 
Sebelumnya, pada Jumat (29/8), sejumlah fasilitas publik di Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia mengalami kerusakan akibat aksi demonstrasi. Di Jakarta, Transjakarta mencatat tujuh halte BRT dibakar dan 16 halte lainnya dirusak. Selain itu, terjadi pembakaran sejumlah gedung pemerintahan dan legislatif, termasuk Gedung DPRD Kota Makassar yang menewaskan tiga orang.
Share:
Komentar

Berita Terkini