Langkat Darurat Premanisme? Kawanan Preman Bacok dan Tombak Warga Hingga Nyaris Tewas

Editor: Redaksi1 author photo
MEDAN – Dua korban penganiayaan brutal di Desa Lau Mulgap, Kabupaten Langkat menuntut keadilan. Keduanya nyaris tewas dibacok dan ditombak oleh kawanan preman saat pulang mengantar mobil ayam ke Binjai. Akibatnya, salah seorang korban, Rudi Armanda Perangin-angin dikhawatirkan cacat permanen karena urat nadi kakinya putus dibacok. 

Hal ini disampaikan oleh Kuasa Hukum korban, M Asril Siregar, SH. MH. Ia mengatakan bahwa para pelaku berjumlah lebih kurang 9 orang dengan membawa pedang/samurai dan tombak yang diduga hendak membunuh kliennya. 

"Klien kita atas nama Rudi (26) dan inisial J (16), yang mana mereka menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh terduga terlapor berinisial E dan kawan-kawan yang terjadi di Desa Lau Mulgap kabupaten Langkat pada tanggal 14 Juli 2025. Yang mana klien kami ini, korban mengalami luka berat, kemungkinan cacat permanen sehingga pada saat itu tidak dapat melapor dikarenakan masih mendapatkan perawatan intensive dari rumah sakit julham," ujarnya saat ditemui di SPKT Polda Sumut, Selasa (22/7/2025). 

Asril menjelaskan bahwa menurut keterangan kliennya, pelaku diketahui berinisial E, R dan kawan-kawannya berjumlah sekitar 9 orang. Kejadian itu bermula saat kliennya ingin kembali ke rumah dari Kota Binjai. 

"Namun ditengah jalan, mobil mereka dihadang mobil pajero hitam langsung memukuli kaca mobil hingga pecah bahkan mengeluarkan senjata jenis pedang dan tombak," tambahnya. 

Akibat kejadian, kliennya Rudi mengalami luka bacok di sekujur tubuh seperti dibagian punggung, kaki hingga urat kakinya putus. Begitu juga dengan korban berinisial J yang berusia masih dibawah umur ditombaki hingga terluka ditangan sebelah kanan. 

"Kita menduga pelaku itu adalah orang-orang preman pemuda setempat yang ada di seputaran kejadian. Menurut klien kami terhadap para pelaku mereka kenal, namun mereka tidak pernah ada masalah sebelumnya. Apalagi ada cekcok menurut mereka," tegas Asril
 
Asril mendesak Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) untuk segera memproses laporan kliennya dan segera menangkap para pelaku. 

"Harapan kami meminta kepada bapak Kapolda Sumatera Utara memperhatikan perkara ini karena korban mengalami luka berat, dan segera melakukan penangkapan karena tindakan-tindakan seperti ini tentunya tindakan yang brutal seolah-olah di negara kita ini sudah tidak ada hukum yang berlaku dan tindakan-tindakan premanisme seperti itu biasa dilakukan. Maka hari ini jangan kita biarkan. Itulah harapan kami," harapnya mengakhiri. 

Dilokasi yang sama, Rudi Armanda Perangin-angin menjelaskan bahwa aksi brutal kawanan pelaku terjadi saat ia hendak pulang usai mengantar mobil pengangkut ayam sampai Padang Cermin. 

"Saat itu kami putar balik mau jalan pulang. Dari jarak jauh sudah nampak lampu sorot mobil mereka berhenti diatas titi. Begitu kami sudah mendekat, mereka langsung turun dari mobil itu. Langsung dihadang orang itu. Langsung dibantai mereka, kaca mobil dipecahkan menggunakan batu. Siap itu saya atrek mobil dikejar juga. Mobil masuk parit. Keluarlah kawan saya dari sebelah kiri, saya juga ikut lari ke sebelah kiri, langsung dikejar saya. Langsung dibacoki, macam pembacokan massal," ceritanya terlihat trauma. 

Rudi menjelaskan bahwa saat kejadian ia bertugas sebagai supir. Para pelaku tanpa bertanya langsung membacokinya menggunakan parang. 

"Kaki saya dibacoki pakai parang. Saya tahu yang membacoki saya, lainnya saya tidak kenal, kondisi saya sudah seperti ini. Harapan saya agar laporan saya ditindaklanjuti, agar jangan semena-mena lagi kepada masyarakat kecil. Saya tidak tahu apa-apa, saya hanya supir untuk mengawal motor ayam. Saya bawa mobil itu. Mereka orang OKP, " terangnya mengakhiri. 

Dari kedua kasus pembacokan ini mencerminkan maraknya tindakan premanisme dan kekerasan di wilayah tersebut sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat dan menuntut respon cepat dari pihak berwajib. Tindakan brutal ini seakan menunjukkan hukum tidak berlaku dan premanisme merajalela. (Rom)
Share:
Komentar

Berita Terkini