Parah!!! Setiap Malam 'ABG' Tawuran di Jalan Bambu Runcing, Warga Jadi Korban Lemparan Batu

Editor: Redaksi1 author photo
MEDAN - Warga kawasan Jalan Bambu Runcing Simpang Jalan Sakti, Kelurahan Pahlawan Kecamatan Medan Perjuangan, resah dan kesal dengan ulah puluhan remaja atau anak baru gede (ABG) yang hampir tiap malam tawuran di daerah itu.

Parahnya, dua kelompok tawuran yang menyebut namanya dengan BST (Badik Siap Tempur) dan APC (Aksara Punya Cerita) justru bukan warga setempat. Mereka diketahui berasal dari kampung sebelah, kawasan sekitar Jalan Badik, Sentosa Lama dan Simpang Aksara.

"Bukan anak-anak sini bang. Tapi palaknya, mereka justru tawurannya di daerah kita. Kita warga di sini sudah betul-betul resah. Sejak bulan puasa kemarin, tiap malam mereka tawuran di sini. Kadang habis magrib, atau tengah malam hingga subuh," ujar warga salah seorang korban pelemparan batu, Novel Suhendri, Senin (6/5/2024) malam.

Akibat ulah para remaja ini, rumah warga sering terimbas pelemparan batu begitu terjadinya bentrok. Mobil yang terparkir di halaman rumah warga juga ada yang kacanya pecah terkena batu.

Warga sudah berkali-kali membubarkan dan mengusir dua kelompok itu. Namun, bukannya bubar, warga malah turut menjadi korban sasaran lemparan batu.

Seperti yang dialami Hendrik. Ia dilempari batu ketika membubarkan tawuran yang terjadi di depan rumahnya. 

"Barusan mereka tawuran lagi habis Isya tadi. Salah satu kelompok langsung bubar setelah saya teriaki. Tapi kelompok yang satunya lagi malah nantang ngajak duel. Mereka langsung melempari saya dengan batu. Kena lemparan batu keras kali tadi bang. Untung bukan di kepala," cerita Hendri sambil menunjukkan bagian perutnya yang memar bekas hantaman batu.

Mirisnya, ungkap Hendri, di antara kelompok remaja tawuran itu ada juga beberapa siswa SD. Mereka membawa balok kayu, batu dan potongan besi bersiap melakukan tawuran.

"Kita betul-betul resah dan prihatin melihat situasi ini. Apalagi di antara mereka ada juga siswa SD. Sungguh miris. Kalau saat anak-anak saja sudah seperti ini, gimana nanti kalau besar," ujarnya.

Hendri pun meminta dan menghimbau agar para orang tua yang anak-anaknya tawuran itu betul-betul diawasi. 

"Tolong diperhatikan anak-anaknya. Jangan biarkan keluar terlalu malam dan pastikan keluarnya ke mana," imbuh Hendri.

Ia juga meminta pihak kepolisian agar bersikap tegas terhadap para pelaku aksi tawuran untuk memberikan efek jera.

Sementara itu, Kepling 13 Kelurahan Pahlawan, M Fadli, menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai upaya menekan aksi tawuran tersebut.

"Kita sudah buat posko dan tiap malam rutin melakukan penjagaan di daerah ini. Begitu juga dari Polsek Medan Timur terus berpatroli agar tidak terjadi tawuran," katanya.

Tapi, para kelompok ini seperti tahu sedang diawasi dan selalu menunggu mobil patroli pergi. "Begitu patroli polisi bergerak dan warga yang di posko pulang, mereka langsung tawuran lagi," kata Fadli.

Ia pun menyayangkan lemahnya pengawasan orang tua yang membiarkan anaknya ikutan tawuran dan keluyuran tengah malam sampai subuh di luar.

"Kami menghimbau masyarakat, para orang tua, saling bahu membahu meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak agar tidak terjadi lagi tawuran. Karena tindakan-tindakan ini sungguh merugikan kita semua," harapnya.

Sementara itu, dari cerita sejumlah warga lainnya, aksi tawuran yang terus terjadi di kawasan Jalan Pahlawan melibatkan dua kelompok, yakni BST (Badik Siap Tempur) dan APC (Aksara Punya Cerita).

"Kelompok BST, anak-anak dari kawasan Sentosa Lama, Gg Aman, Gg Dollah, Gg Antara, Jalan Badik sekitarnya. Kalau APC kelompok dari kawasan simpang Aksara, Gg Bunga, Gg Mandailing, Gg Sepakat," ujar seorang warga yang enggan dituliskan namanya. (Rom)
Share:
Komentar

Berita Terkini