MEDAN - SR (21), gadis yatim piatu yang menjadi korban pemerkosaan oleh kekasihnya, LP (20), seorang mahasiswa di salah satu Universitas Swasta di Kota Medan, terpukul dengan permintaan orangtua terlapor yang memintanya untuk menggugurkan kandungan sebagai bentuk pertanggungjawaban anaknya.
Hal ini disampaikan korban usai mendatangi orangtua terlapor yang berada di Tembung. Akibatnya, korban merasa syok dan trauma. Ia berharap pihak Unit PPA Polrestabes Medan untuk segera menangkap pelaku.
"Kemarin saya sama sepupu dan teman mendatangi rumah pelaku di Tembung, disitu saya bertemu dengan orangtua pelaku, namun orangtua pelaku meminta saya untuk menggugurkan kandungan," ujar korban, SR kepada wartawan, Kamis (9/11/2023).
SR menambahkan, orangtua pelaku mengatakan akan membiayai semua pengeluaran untuk menggugurkan kandungannya.
"Orangtuanya mau membiayai semua biayanya, tapi saya tidak mau, saya hanya mau dia (LP-terlapor) bertanggung jawab," pintanya.
Akibat pernyataan orangtua terlapor, SR merasa terpukul dan trauma. Ia berharap kasus yang menimpanya dapat segera diselesaikan.
"Saya hanya mau dia (LP-terlapor) bertanggung jawab," harapnya lagi.
Diberitakan sebelumnya, Seorang guru private berinsial SR (21) diperkosa pacarnya di salah satu kos-kosan Jalan Studio, Sunggal. Akibatnya selain mengalami trauma, korban juga saat ini hamil 7 minggu.
Hal ini dikatakan korban, SR saat ditemui wartawan di Mapolrestabes Medan. Ia terpaksa melaporkan kasus ini karena pelaku kabur tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Saat ini pelaku kabur bang, gak aktif lagi Hp nya, orangtuanya juga tidak mau bertanggung jawab," ujar korban, SR ditemani temannya, Selasa (7/11/2023).
Dilokasi terpisah, ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Wakasat Reskrim Polrestabes Medan, AKP Madianta Ginting berjanji akan mengatensi laporan tersebut.
"Kami atensi," ujarnya singkat. (Rom)
