Politisi Irlandia Minta Dubes Israel Harus Diusir karena Tak Ada Gencatan Senjata Diberlakukan

Editor: Dian author photo
Korban kekejaman Israel terhadap warga Palestina.

Irlandia - Politisi Sinn Fein meminta Duta Besar Israel untuk Irlandia harus diusir sampai gencatan senjata antara Israel dan Hamas diberlakukan.

Atas pernyataan ini, Sinn Fein mendapat beberapa kritik atas posisinya, termasuk dari SDLP dan People Before Profit.

Tak hanya Partai Republik, presiden partai Mary Lou McDonald mengatakan, semakin parahnya skala krisis berarti diperlukan sanksi, dikutip dari laman BBC, Senin (13/11/2023).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tidak akan ada gencatan senjata sementara sampai sandera Israel dibebaskan dari Gaza.

Israel mulai membom Gaza setelah Hamas membunuh lebih dari 1.400 orang di Israel dan menculik lebih dari 200 lainnya sejak 7 Oktober.

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, lebih dari 9.000 orang tewas di Gaza.

“Pendekatan kami adalah gencatan senjata sejak awal dan kami tidak terkecuali dalam hal ini,” kata Nyonya McDonald.

“Itulah hukum internasional yang tetap menjadi prioritas kami. Namun, ketika Israel memalingkan wajahnya dari seruan gencatan senjata, ketika krisis semakin mendalam dan kekerasan menjadi semakin intens, jelas ada konsekuensi yang harus dihadapi di Irlandia.”

“Taoeach (Perdana Menteri Irlandia) dan pemerintah, harus mengikuti logika penilaian mereka sekarang, yaitu bahwa Israel saat ini tidak bertindak semata-mata untuk membela diri, dan mereka menerapkan hukuman kolektif pada warga sipil yang tidak bersalah."

Sinn Fein mengatakan bahwa Duta Besar Israel, Dana Erlich, seharusnya "tidak lagi menikmati status diplomatik di Irlandia" sampai gencatan senjata diumumkan.

Sayap pemuda partai tersebut telah menyerukan agar duta besar tersebut diusir bulan lalu, setelah terjadi serangan di sebuah rumah sakit di Gaza.

Pekan lalu, pemerintah Irlandia mengatakan bahwa tidak ada rencana untuk mengusir duta besarnya dan Taoiseach (PM Irlandia) Leo Varadkar mengatakan penting untuk membuka "jalur komunikasi".

Berbicara kepada wartawan dalam perjalanannya ke Korea Selatan pada hari Jumat, Varadkar mengatakan apa yang terjadi di Gaza bukan sekedar pembelaan diri Israel, namun "menyerupai sesuatu yang lebih mendekati balas dendam". (Lp6)
Share:
Komentar

Berita Terkini