 |
| Sahasmi Pansuri Siregar, SH |
PENULIS : Sahasmi Pansuri Siregar, SH
Pemilu merupakan sarana untuk memilih, menyatakan pendapat melalui suara, berpartisipasi sebagai bagian dalam menentukan haluan negara. Pemilu merupakan salah satu wujud dari Demokrasi berupa hajatan untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat secara langsung,umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, yang diatur dalam Undang-undang No 7 Tahun 2017.
Negara Indonesia menjunjung tinggi hak-hak warga Negara Indonesia. Berdasarkan hak-hak tersebut, nasib bangsa dan Negara di tentukan, salah satunya adalah dengan berpartisipasi aktif menggunakan hak suara.
Pemilih adalah warga Negara yang mesti di fasilitasi dengan baik untuk dapat menggunakan hak pilihnya oleh penyelenggara pemilu.
Namun fasilitas pemilih tidak cukup sekedar memastikan mereka tercatat sebagai pemilih dan menggunakan hak pilihnya secara bebas dibilik suara, melainkan dalam menjatuhkan pilihan, pemilih dapat berpikir secara nalar tanpa diganggu oleh politik kotor yang digunakan oleh peserta pemilu seperti politik uang.
Pemilih pemula ialah pemilih yang baru pertama sekali mengikuti pemilihan umum, biasanya didominasi oleh pelajar yang baru berusia 17 tahun.
Pemilih pemula sangat rentan untuk tidak ikut dalam pemilu atau golput diakibatkan minimnya informasi mengenai kegiatan pemilu.
Hal itu biasanya disebabkan belum terdaftarnya pemilih pemula dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) yang dibuat oleh KPU, sehingga pemilih pemula merasa tidak boleh memberikan suaranya. Minimnya informasi yang diterima atau informasi yang tidak seimbang mereka dapatkan dari media sosial merupakan salah satu faktor meningkatnya angka golput bagi pemilih pemula. Maka dari itu perlunya pendidikan pemilu bagi pemilih pemula.
Sekolah merupakan suatu lembaga atau tempat untuk belajar sehingga sekolah memiliki fungsi untuk menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan. Dengan fungsi tersebut maka sekolah merupakan salah satu tempat yang tepat dalam memberikan informasi dan ilmu mengenai pemilu.
Pemberian informasi dan ilmu mengenai pemilu dapat disampaikan langsung oleh guru agar dapat mendesain strategi yang tepat dalam menyampaikan ilmu kepada siswa, mengenai pemilu yang merupakan salah satu materi yang terdapat dalam kurikulum pendidikan.
Guru dapat mendesain strategi yang tepat dalam menyampaikan materi pemilu yang baik sehingga hal tersebut merupakan modal besar bagi siswa yang merupakan pemilih pemula mengikuti pelaksanaan pemilu. Pemilihan model pembelajaran role playing atau bermain peran merupakan salah satu cara yang efektif dalam mengedukasi siswa mengenai pemilu. Siswa dapat mendemonstrasikan bagaimana proses pemilihan umum berlangsung dengan membagi peran dalam kegaiatan pemilihan umum.
Selain peran guru yang dapat mengedukasi siswa mengenai pemilu diperlukan juga peran dari KPU sebagai pelaksana pemilu untuk mengedukasi siswa mengenai pemilu di sekolah untuk meningkatkan pemilihan umum bagi pemilih pemula. KPU juga dapat meluncurkan gerakan KPU Goes To School atau KPU Masuk sekolah. Dimana KPU bekerjasama dengan Sekolah Menengah untuk dapat bertemu langsung dengan calon pemilih pemula dan melakukan komunikasi yang strategis mengenai isu-isu Demokrasi terkhusus dalam bidang kepemiluan.
Banyak media yang dapat digunakan dalam menyampaikan informasi ke siswa yang merupakan calon pemilih pemula seperti rekaman video, poster penyebaran serta bermain permainan berhadiah ringan. Selain itu kegiatan seminar 1 hari juga dapat membantu siswa dalam menerima informasi mengenai pemilu.
Melalui kerja sama yang baik antara KPU dan sekolah diharapkan siswa yang merupakan calon pemilih pemula dapat teredukasi mengenai proses pemilihan umum yang baik, mengingat bahwa pemilu merupakan hajatan yang dibuat oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilih pemula merupakan bangsa yang akan melanjutkan proses demokrasi ini di masa depan. Untuk itu mereka harus mendapatkan informasi yang benar dengan porsi yang sesuai.
