Ditembak Preman Kampung, Solihin Nyaris Tewas Di Tanah Garapan

Editor: Redaksi1 author photo
MEDAN - M Yani Solihin (22) warga Tanah Garapan, Pasar 8, Sampali, Percut Seituan nyaris tewas ditembak preman kampung, DK (40) dengan senapan angin softgun. Ironisnya, aksi brutal pelaku dikarenakan korban tidak memberikan uang Rp 10 Ribu yang diminta istri pelaku. Akibatnya, usus korban sepanjang 30 cm harus dipotong akibat luka tembakan. 

Menurut informasi, aksi brutal itu terjadi Kamis (22/12/2022) lalu. Saat itu korban bersama temannya nongkrong disebuah kedai. Lalu melintas istri pelaku meminta uang kepada korban. Karena tidak memiliki uang, korban pun menolaknya dengan halus dikarenakan pelaku preman yang dikenal sadis. Tak berapa lama, setelah penolakan tersebut, pelaku datang dengan membawa senapan angin softgun mencari korban. Merasa tidak enak, korban pun ketakutan saat dipanggil pelaku. Karena dipaksa, korban pun datang mendekat, saat itulah pelaku menembak korban dan mengenai perut korban. Akibatnya, korban langsung terjatuh dan dilarikan ke RS Haji Medan. Dari hasil pemeriksaan dokter, korban terpaksa dioperasi karena usus korban koyak akibat ditembus peluru. Tak terima, keluarga korban pun melaporkan kasus ini ke Mapolsek Percut Seituan. 

"Masalahnya karena duit Rp 10 Ribu, bini pelaku meminta uang kepada saya Rp 10 Ribu, karena tidak uang saya tidak memberinya. Lalu dia mengadu kepada lakinya (pelaku), dan akhirnya saya ditembak suaminya," ujar korban, M Yani Solihin saat ditemui wartawan di RS Haji Medan, Kamis (12/1/2023). 

Solihin menmbahkan, akibat penembakan tersebut ia langsung terjatuh dikarenakan peluru tersebut tembus kedalam perut. 

"Setelah saya terjatuh, saya langsung dibawa ke Rumah Sakit, sempat 2 hari tidak diobati karena tidak memiliki biaya. Saya terpaksa dioperasi karena peluru masuk kedalam perut dan usus saya dipotong sepanjang 30 cm," terangnya. 

Dilokasi yang sama, orangtua korban, bersyukur karena saat ini anaknya telah mulai membaik dari luka tembakkan tersebut. 

"Saat ini kondisi anak saya sudah mulai membaik, namun saya tidak bisa membayar biaya rumah sakit yang sangat besar Rp 30 Juta. Saya mohon bantuannya," ucapnya sambil menangis melihat anaknya. 

Ia berharap ada orang baik atau dermawan yang mau membantu meringankan penderitaan keluarganya dikarenakan saat ini ia tidak lagi bekerja karena ada penyakit jantung. 

"Saya tidak ada sama sekali biayanya, saya ada sakit jantung makanya diberhentikan bekerja. Saya mohon bantuannya kepada masyarakat," harapnya sambil terus menangis. 

Ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kapolsek Percut Seituan, Kompol Agus Setiawan melalui Kanit Reskrim Polsek Percut Seituan, Iptu J Simamora membenarkan adanya penembakan tersebut. 

"Kedua belah pihak sudah ada mediasi, korban saat ini sudah membaik, namun korban kesulitan untuk keluar rumah sakit dikarenakan tidak memiliki biaya," jawabnya. (Rom)
Share:
Komentar

Berita Terkini