![]() |
Simalungun - Aula Andar Siahaan di Mapolres Simalungun penuh sesak pagi itu. Puluhan perwira dan Kapolsek dari seluruh wilayah berkumpul untuk Tactical Floor Game (TFG)—simulasi lapangan guna memastikan Operasi Lilin Toba 2025 berjalan sempurna. Di depan ruangan, maket skala besar menampilkan peta Simalungun dengan titik-titik pengamanan strategis saat paparan rencana pengamanan Natal dan Tahun Baru berlangsung.
Kegiatan TFG Operasi Terpusat Lilin Toba 2025 dilaksanakan sekitar pukul 11.00 WIB di Aula Andar Siahaan, Mako Polres Simalungun (Jalan Jhon Horailam Saragih, Pamatang Raya, Kecamatan Raya). Acara dipimpin Wakapolres Simalungun Kompol Edi Sukamto, S.H., M.H., dan dihadiri Pejabat Utama Polres serta seluruh Kapolsek se-Kabupaten.
Kabag Ops Polres Simalungun Kompol M. Manik, S.H., M.H., menjelaskan TFG sebagai persiapan teknis yang krusial. "Ini bukan rapat biasa—kami mensimulasikan berbagai skenario: pengamanan gereja, pengaturan arus mudik, antisipasi kemacetan dan kecelakaan. Semua harus matang sebelum turun ke lapangan," ujarnya.
Operasi Lilin Toba 2025 bertujuan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat yang beribadah, pemudik, dan wisatawan di Simalungun. Dengan mobilitas masyarakat yang tinggi di akhir tahun, pengamanan harus komprehensif dan terkoordinasi. "Natal dan Tahun Baru adalah momen sakral dan ramai. Masyarakat ingin beribadah dengan khusyuk, pemudik pulang aman, wisatawan libur nyaman—itu tugas kami," ungkap Kompol Edi dalam arahannya.
Dalam sesi interaktif, setiap Kapolsek memaparkan kondisi wilayahnya: jumlah gereja yang akan diamankan, titik rawan kemacetan, jalur alternatif pemudik, dan potensi gangguan kamtibmas. Semua data dianalisis bersama untuk menyusun strategi yang sesuai. "Setiap kecamatan punya karakteristik berbeda—ada yang padat gereja, jalur pemudik utama, atau ramai wisatawan. Makanya butuh pemetaan detail lewat TFG," jelas Kompol Manik.
Salah satu skenario yang disimulasikan adalah antisipasi arus mudik dan balik. Sebagai jalur penghubung kota besar di Sumatera Utara, Simalungun diprediksi akan dipadati kendaraan. Untuk itu, pos pengamanan, rekayasa lalu lintas, dan pos kesehatan siaga disiapkan matang. "Kami sudah identifikasi titik rawan macet dan kecelakaan—personel akan ditempatkan di lokasi strategis untuk memberikan bantuan," ucap salah satu Kapolsek.
Pengamanan tempat ibadah juga menjadi prioritas. Puluhan gereja akan dijaga ketat saat misa malam Natal dan kebaktian Tahun Baru, dengan personel di dalam dan luar gereja. "Kami ingin jemaat beribadah tenang tanpa khawatir—kehadiran kami untuk melindungi, bukan mengintimidasi," tegasnya.
Selain pengamanan fisik, tim siber juga disiapkan untuk memantau penyebaran hoaks atau provokasi. "Di era digital, ancaman bisa datang dari mana saja. Kami harus waspada dan langsung menindak jika ada informasi menyesatkan," ungkap Kompol Edi.
TFG berlangsung sekitar dua jam dengan diskusi intens. Di akhir sesi, Kompol Edi memberikan arahan tegas: "Kesiapan mental dan fisik personel adalah kunci. Pastikan semua memahami tugas—keselamatan masyarakat ada di tangan kita."
Kompol Manik menambahkan, hasil TFG akan menjadi panduan operasional. "Semua skenario sudah disimulasikan—tinggal eksekusi dengan disiplin. Kami optimis operasi ini akan sukses," ujarnya penuh keyakinan.
Dengan persiapan matang melalui TFG, Polres Simalungun menunjukkan keseriusan mengamankan perayaan akhir tahun. Masyarakat pun dapat merayakan momen berharga dengan tenang, aman, dan bahagia.
(Abet)
