Warga Resah, Kusuk Plus-Plus Menjamur Di Jalan H Anif Percut Seituan

Editor: Redaksi1 author photo
Ilustrasi
PERCUT SEITUAN - Praktek prostitusi online berkedok panti pijat yang dilakukan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Jalan H Anif, Percut Seituan sangat meresahkan warga. Parahnya lagi, lokasi tersebut buka hingga 24 jam. 

Menurut informasi, layanan seksual berkedok kusuk tradisional ini banyak menggunakan aplikasi Michat dengan tarif Rp 200 Ribu-Rp 300 Rib. Biaya tersebut sudah termasuk kamar. Hal ini diperparah lagi dengan dugaan pembiaran yang dilakukan oleh Muspika setempat hingga sepanjang jalan tersebut banyak ditemukan panti pijat. Jelas hal ini merusak moral pemuda sekitar. Warga berharap pihak Muspika segera menertibkan lokasi tersebut. 

"Lihat saja bang, ramai kali prostitusi berkedok panti pijat di tempat kami ini. Sepanjang jalan pijat plus-plus. Anehnya tidak ada tindakan dari muspika setempat," ujar salah seorang warga kepada wartawan, Jumat (12/8/2022). 

Lalu, untuk menjaring para pria hidung belang, para PSK Panti Pijat menggunakan Aplikasi Michat. 

"Bayaran persekali "main" bisa Rp 200 Ribu-Rp 300 Ribu. Parahnya lagi, lokasi prostitusi ini buka 24 jam," bebernya terlihat kesal. 

Ironisnya lagi, para pemilik usaha prostitusi diketahui bukan warga sekitar, malahan warga dari luar daerah. 

"Pemilik lokasi bukan warga sini bang, makanya buat "Kotor" kampung kami aja. Kami harap pihak Muspika segera menutup lokasi prostitusi tersebut," harapnya mewakili warga lainnya. 

Ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler, Kapolsek Percut Seituan, Kompol Agus Setiawan mengatakan akan mengecek laporan tersebut. 

"Akan kita cek," ujarnya singkat. (Rom)
Share:
Komentar

Berita Terkini