Satu Keluarga Di Jalan Sutrisno Medan Disiksa Ketua OKP (4). Gagal Ciptakan Kamtibmas, Ketua PBH Peradi DS Minta Kapoldasu Evaluasi Kapolsek Medan Area

Editor: Redaksi1 author photo

Dedi Suheri, SH : "Jangan ada Polisi takut sama Preman"
MEDAN - Berkembangnya aksi premanisme di suatu daerah merupakan kegagalan pihak Kepolisian Daerah Sumatera Utara khususnya Polsek Medan Area dalam menciptakan Kamtibmas.

Maka Ketua Pusat Bantuan Hukum (PBH) Peradi Deliserdang (DS), Dedi Suheri, SH meminta Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak untuk mengevaluasi Kapolsek Medan Area. 

Hal ini disampaikannya saat menerima kedatangan istri Pilu Yuliadi, Patmilawati yang meminta bantuan hukum, dimana keluarganya terluka dan trauma akibat kebrutalan aksi premanisme berkedok OKP di Kecamatan Medan Area. 

"Jika preman berkembang disuatu daerah itu adalah kegagalan kepolisian dalam menciptakan Kamtibmas. Dan harapan kita kepada Kapoldasu untuk mengevaluasi Kapolsek Medan Area yang membiarkan aksi premanisme di wilayah hukumnya," ujar Ketua PBH Peradi DS, Dedi suheri, SH, Kamis (7/4/2022). 

Dedi menegaskan bahwa Kepolsian Daerah Sumatera Utara harus bertindak tegas dan jangan takut dengan Preman. 

"JANGAN ADA POLISI TAKUT SAMA PREMAN, kita melihat ini kegagalan dari pihak Polsek Medan Area dengan membiarkan aksi premanisme. Ini pembiaran dan bisa berkelanjutan dimana akan terjadi hal yang sama. Kita minta Polsek Medan Area untuk melakukan Patroli Kamtibmas terhadap aksi seperti ini. Negara kita negara hukum, bukan negara preman, negara koboi," ketusnya. 

Kembali Dedi menegaskan bahwa keluarga korban aksi brutal Ketua OKP dan kawan-kawannya di Jalan Sutrisno Gang Berlian, Medan Area resmi memberikan kuasanya kepada PBH Peradi Deliserdang untuk memberikan bantuan hukum.

"Hari ini kita kedatangan tamu, istrinya pilu yang memohon bantuan hukum atas permasalahan yang dihadapinya dimana keluarganya menjadi korban perbuatan main hakim sendiri," tegasnya mengakhiri. 

Dilokasi yang sama, istri Pilu Yuliadi mengatakan bahwa ia kedatangannya ke Kantor PBH Peradi Deliserdang adalah  memohon bantuan hukum untuk suami dan anak-anak saya yang menjadi korban kebrutalan kawanan premanisme. 

"Saya memohon kepada Bapak Kapolri, Kapoldasu dan Kapolrestabes Medan untuk segera menangkap para pelaku aksi premanisme yang dilakukan oknum-oknum OKP tersebut," harapnya singkat. 

Diberitakan sebelumnya, Satu keluarga di Jalan Sutrisno Medan yang terdiri dari Bapak, Anak dan Menantu babak belur disiksa salah seorang Ketua OKP Kecamatan Medan Area dan puluhan anggotanya. Akibatnya,  ketiga korban, Pilu Yuliadi (51), Padil Setiawan (23) dan Indra Sembiring (26) mengalami luka lebam diseluruh tubuh. Salah seorang korban, Padil Setiawan (23) terpaksa di opname di sebuah Klinik karena mengalami luka serius dibagian kepala. 

Menurut informasi, aksi brutal kawanan salah satu OKP ini terjadi pada Kamis (31/3/2022) sore. Saat itu, korban (Padil) yang sedang bekerja sebagai mekanik Handphone di Jalan Sutrisno Medan tiba-tiba dibawa paksa sekelompok massa OKP dengan menggunakan seragam loreng. Ia dipaksa menjadi saksi keributan ditempatnya bekerja. Karena menolak dan tidak tahu menahu permasalahan ia pun dipukuli, ditendang dan diludahi beramai-ramai. Beruntung salah seorang anggota OKP tersebut mengenalinya dan menyelamatkannya. Dari keterangan temannya tersebut, ia mengetahui kejadian keributan tersebut , dimana ayahnya Pilu Yuliadi sempat ribut dengan seorang wanita berdandan sebagai PRIA yang disebut-sebut  merupakan keluarga pelaku. Tidak itu saja, puluhan anggota OKP tersebut juga menangkap dan menganiaya Pilu Yuliadi dirumahnya. Dan kemudian membawa paksa ilketiganya ke Polsek Medan Area. Tak terima, korban (Padil Setiawan) bersama ibunya pun melaporkan kasus ini ke SPKT Polrestabes Medan. 

"Saat saya lagi kerja, tiba-tiba datang sekelompok OKP menarik saya, dan saya dianiaya dilokasi tersebut, dipukul, ditampar, diludahi dan ditendang. Saya juga ditarik-tarik," ujar korban, Padil Setiawan kepada wartawan, Selasa (5/4/2022). 

Padil menambahkan, para kawanan OKP tersebut juga menganiaya adik iparnya (Indra Sembiring) karena mencoba melerai aksi penganiayaan tersebut. 

"Adik ipar saya juga turut dianiaya dan ditarik ke kantor mereka, saya dipaksa jadi saksi masalah tersebut. Kembali saya dan adik ipar saya dianiaya, dipukul, ditendang, diludahi dan diancam akan dipenjarakan," ceritanya. 

Saat dikantor OKP tersebut, Padil melihat Ayahnya, Pilu Yuliadi, dipukuli, ditendangi, dipijaki dan kemudian dibawa ke Mapolsek Medan Area. 

"Saya tidak diperiksa, saya hanya disuruh menunggu di Polsek Medan Area. Saya bingung kenapa saya dipukuli dan dibawa ke Polsek Medan area," katanya. 

Padil sangat berharap mendapat keadilan dimana ia dan keluarganya dianiaya secara beramai-ramai. 

"Sebagai korban, kami meminta keadilan," harapnya. 

Dilokasi terpisah, ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya (WA), Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol M Firdaus membenarkan adanya laporan tersebut. 

"Masih periksa saksi-saksi dulu," katanya singkat. (Rom)

Share:
Komentar

Berita Terkini