Tim Sar Hentikan Pencarian Korban Longsor di Maros, Empat Orang Belum Ditemukan

Editor: Dian author photo
Tim SAR gabungan menghentikan proses pencarian terhadap empat korban tanah longsor di Desa Rompegading, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. 

Penghentian pencarian diputuskan setelah adanya komunikasi dengan stakeholder, termasuk Basarnas Sulsel dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maros.

Komandan Komando Distrik Militer (Dandim)1422 Maros Letnan Kolonel Inf Muhammad Hujairin mengatakan, keputusan menghentikan pencarian korban tanah longsor karena berdasarkan kesepakatan dengan kepala desa dan unsur Pemkab Maros, termasuk BPBD. Hujairin mengungkapkan proses pencarian terhadap korban berpedoman pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana.

"Pada paragraf 6 pasal 46 ayat 3 mengatur tentang lama pencarian. Selain itu, dihentikannya pencarian mempertimbangkan kondisi fisik dan psikis tim penyelamat yang sudah mulai lelah," ujarnya melalui keterangan tertulis, Selasa (3/1).

Meski pencarian dihentikan, Hujairin menyebut nantinya didapati informasi terkait dengan keberadaan korban yang belum ditemukan, maka pihak keluarga atau masyarakat diminta untuk melapor melalui koramil, polsek dan camat setempat. Nantinya, evakuasi akan dibantu.

"Sementara untuk bantuan dari kedinasan maupun dari aksi kemanusiaan organisasi masyarakat berupa bahan makanan yang belum dimasak diserahkan kepada warga Rompegading sebagai bantuan sosial. Teknis pembagiannya diserahkan kepada kepada Kepala Desa Rompegading," beber dia.

Berdasarkan data Kodim 1422 Maros, setidaknya ada 19 orang terdampak bencana longsor. Dari jumlah tersebut 13 orang selamat, dua orang meninggal dunia atas nama Ilham (40) dan Dg Rimang (82).

"Sementara empat korban yang belum ditemukan yakni Emy (42), Adel (12), Dillah (17), dan Chairul alias Cellung (3)," ucapnya.

Hal senada disampaikan Kepala Basarnas Sulsel, Djunaedi. Ia mengatakan pencarian korban tanah longsor di Maros dihentikan dan empat korban yang belum ditemukan dinyatakan hilang. Apalagi proses pencarian selama tujuh hari, tanda-tanda keberadaan empat koban tidak ditemukan.

Berbagai upaya telah dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti ekskavator untuk membersihkan sisa tanah longsor. Menggali menggunakan alat manual, menyisir sungai menggunakan perahu karet hingga berjalan kaki sampai puluhan kilometer," kata dia.

Dari tujuh hari pencarian, kata Djunaedi, hanya dua orang yang ditemukan meninggal dunia yakni llham (48) dan Dg Rimang (80). Djunaedi menjelaskan kendala yang terjadi di lapangan adalah kuatnya arus sungai. Selain itu, kondisi cuaca di sekitar lokasi yang diguyur hujan membuat Tim SAR Gabungan harus ekstra hati-hati melakukan penggalian dan penyisiran.

"Seluruh material longsoran yang menimpa 4 rumah sudah dibersihkan, namun tidak ditemukan keberadaan korban lainnya. Kuat dugaan, korban terbawa arus sungai yang tepat berada di belakang rumah lokasi terjadinya longsoran," ucapnya.


Sumber : Merdeka.com

Share:
Komentar

Berita Terkini