Perang di Gaza Makin Memanas, Pasukan Israel Ancam Serang Gerbang Afrika

Editor: Dian author photo

Gaza- Perang Israel di Gaza belum usai. Selain secara konstan melakukan serangan, pasukan zionis juga mulai intensif kampanye militer di kota selatan Rafah, sebuah wilayah kecil tempat lebih dari satu juta orang berlindung selama perang.

Kekhawatiran bahwa Rafah bisa menjadi sasaran pasukan Israel muncul di tengah perpecahan yang semakin sengit di Israel mengenai arah perang, dan tekanan pada mediator untuk segera mencapai kesepakatan gencatan senjata.

"Ada kekhawatiran yang meluas bahwa operasi militer akan meluas hingga mencapai Provinsi Rafah, sehingga tidak menyisakan tempat bagi sebagian besar pengungsi internal," kata Hisham Mhanna, juru bicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC) yang ditempatkan di Rafah, seperti dikutip The Guardian, Senin (5/2/2024).

Mhanna menyebut ini menambah ketakutan, stres, dan kecemasan terutama ketika masyarakat dihadapkan pada kondisi kehidupan tidak manusiawi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Mereka terpaksa berusaha bertahan hidup. Sekarang menjadi lebih penting dari sebelumnya untuk mengakhiri pertumpahan darah ini dan melindungi siapa pun yang bisa diselamatkan di Gaza," katanya.

Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan tentara telah menghancurkan 17 dari 24 batalyon Hamas. "Sebagian besar batalyon yang tersisa berada di Jalur Selatan dan di Rafah, dan kami akan menangani mereka," katanya.

Serangan terhadap sebuah taman kanak-kanak di Rafah yang telah diubah menjadi tempat penampungan sementara menewaskan sedikitnya dua orang dan serangan terhadap sebuah mobil menewaskan beberapa orang lagi, menurut kantor berita Palestina Wafa.

Di sisi lain, di tengah meningkatnya perpecahan dalam pemerintahan Israel mengenai perang tersebut, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, diperkirakan tiba di wilayah tersebut pada Minggu. Ini merupakan perjalanan kelimanya sejak 7 Oktober.

Blinken diperkirakan akan menghabiskan waktu seminggu mengunjungi Arab Saudi, Mesir, Qatar, Israel dan Tepi Barat untuk membahas kesepakatan untuk menjamin kebebasan setidaknya 136 sandera yang tersisa di Gaza dan gencatan senjata yang dimaksudkan untuk meredakan ketegangan regional, khususnya di Laut Merah.

Rekannya dari Perancis, Stéphane Séjourné, melakukan perjalanan ke Mesir. Ia mengatakan pada konferensi pers bahwa "kami mendukung gencatan senjata, tetapi kami juga perlu mempersiapkan kembalinya Otoritas Palestina di Gaza".

Pengeboman di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 127 orang dalam semalam, menurut sumber-sumber Gaza, termasuk serangan terhadap dua menara pemukiman di Rafah, wilayah paling selatan di wilayah dekat perbatasan dengan Mesir yang menampung lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza. Serangan juga terjadi di Deir al-Balah di Gaza tengah, tempat ribuan orang yang takut melarikan diri ke selatan masih bertahan.

Pemboman terhadap Gaza dari darat, udara dan laut sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 27.000 orang sejak Oktober, di mana lebih dari dua kali lipat jumlah tersebut dilaporkan terluka dan ribuan lainnya diyakini terkubur di bawah reruntuhan.
Share:
Komentar

Berita Terkini