Minyak Goreng Langka, Warga di Lampung Terpaksa Beralih ke Margarin

Editor: Hetty author photo
Ilustrasi gambar, minyak goreng langka di toko waralaba.

Lampung - Warga di Provinsi Lampung terpaksa menggunakan margarin (mentega) untuk menggoreng makanan. Mereka menggunakannya sebagai pengganti minyak goreng meski harganya lebih mahal.

Seorang ibu rumah tangga (IRT), Ningsih (43), warga Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan ini mengaku terpaksa ia lakukan karena minyak goreng baik itu di warung-warung maupun toko waralaba seperti Indomaret dan Alfamart kosong. 

"Karena minyak goreng langka, ya terpaksa saya pakai mentega untuk menggoreng makanan tempe dan lainnya. Sudah lima hari ini saya pakai mentega," ucapnya kepada CNN Indonesia.com, Rabu (16/2).

Ia mengatakan tidak hanya dirinya saja yang menggunakan mentega. Para ibu rumah tangga lainnya di Kecamatan Sidomulyo pun sama menggunakan mentega sebagai pengganti minyak goreng.

"Saat ini warga kesulitan mau cari dan beli kemana minyak goreng, sebab dimana-mana langka alias menghilang,"kata dia.

Menurutnya, langkanya minyak goreng saat ini, bisa saja terjadi akibat penimbunan. Hal senada juga dikatakan warga Sidomulyo lainnya, Bejo (53).

Sudah beberapa hari ini istrinya terpaksa menggoreng dengan mentega karena minyak goreng langka.

"Di mana-mana tidak ada minyak goreng. Sudah satu minggu ini istri saya pakai mentega. Meski harga mentega ini sedkiti mahal, ya mau tidak mau dibeli daripada tidak bisa goreng makanan,"kata Bejo.

Selain itu, warga di Kabupaten/Kota di Lampung lainnya seperti Kota Bandarlampung, Mesuji, Pringsewu dan lainnya pun mengeluh minyak goreng langka. Mereka terpaksa beralih menggunakan mentega sebagai pengganti minyak goreng.

Warga pun berharap, pemerintah dapat segera mengambil langkah untuk segera mengatasi situasi sulit yang tengah dihadapi masyarakat di sejumlah daerah di Lampung itu.

"Kami berharap, pemerintah segera melakukan sidak ke distributor minyak dan toko minimarket (Alfamart dan Indomaret). Tindak tegas saja jika terbukti ada yang curang atau menimbun minyak goreng,"pinta warga.

Selain berdampak ke warga, kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah di Lampung ini mengancam para pelaku usaha kecil seperti pedagang pecel lele dan gorengan.

Salah satu pedagang pecel lele di Kota Bandarlampung, Eko (43) mengaku, dirinya membutuhkan 3-4 liter minyak goreng dalam sehari. Kelangkaan minyak goreng mendatangkan kesulitan baginya.

"Sejak minyak goreng langka, belinya juga sekarang ini dibatasi hanya di liter saja. Untuk menyelingi minyak goreng, terpaksa pakai mentega menggorengnya,"kata dia.

Kesulitan itu juga dirasakan oleh salah seorang pedagang gorengan yang biasa disapa dengan nama Pak Ndut.

"Semakin susah saat ini cari minyak goreng. Jika pun ada, bisa saja harganya pasti mahal,"katanya.

Ia mengaku belakangan ini hanya mendapat empat kemasan (bungkus) kecil minyak goreng ukuran 180 ml seharga Rp5.000 per bungkus di warung. Sulitnya mendapatkan minyak goreng tersebut, membuat usaha gorengan yang ditekuninya selama 6 tahun ini terancam tutup.

"Semenjak susah minyak goreng ini, jual gorengan tidak seperti biasanya yakni menjadi sedikit. Entah sampai kapan situasi sulit ini, bisa-bisa jual gorengan ini bangkrut,"tandasnya. (red)

Share:
Komentar

Berita Terkini